Berdiri resah di tebing hati.
Gusar menemani.
Kini...
Tiap hati bertanya iba.
Aku tiada kan mampu menjawabnya.
Kau lebih memilih dia.
Wanita yang begitu indah kau puja.
Dan tinggalkanku dalam senarai luka.
Dan tak mampu lagi ku mengiranya.
Hanya sebuah do'a terselip.
Semoga kau bahagia disisinya.
Jangan pernah tinggalkannya.
Kala langit berwarna jingga.
Jangan ada tangis yang tersisa
Biarlah ini jadi sandiwara cinta kita.
Jangan lagi kau bandingkan lagi aku dengannya.
Karena bagaimanapun kami tak sama.
Cintaku...
Ibarat sebuah nyala lilin.
Tiada indah di pandang mata
Sedang dia memiliki cinta
Layaknya sebuah nyala kembang api.
Yang begitu indah di pandang mata.
Biarlah ini menjadi penakar.
Cinta hitam dan putih
Gusar menemani.
Kini...
Tiap hati bertanya iba.
Aku tiada kan mampu menjawabnya.
Kau lebih memilih dia.
Wanita yang begitu indah kau puja.
Dan tinggalkanku dalam senarai luka.
Dan tak mampu lagi ku mengiranya.
Hanya sebuah do'a terselip.
Semoga kau bahagia disisinya.
Jangan pernah tinggalkannya.
Kala langit berwarna jingga.
Jangan ada tangis yang tersisa
Biarlah ini jadi sandiwara cinta kita.
Jangan lagi kau bandingkan lagi aku dengannya.
Karena bagaimanapun kami tak sama.
Cintaku...
Ibarat sebuah nyala lilin.
Tiada indah di pandang mata
Sedang dia memiliki cinta
Layaknya sebuah nyala kembang api.
Yang begitu indah di pandang mata.
Biarlah ini menjadi penakar.
Cinta hitam dan putih
Diberdayakan oleh Blogger.